Manusia seringkali disebut sebagai makhluk yang tidak luput dari salah dan dosa, sebagaimana dalam sebuah ungkapan yang mengatakan,
الإِنْسَانُ مَحَلُّ الْخَطَاء وَالنِّسْيَانِ
Artinya : “Manusia itu tempatnya salah dan dosa”
Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ.
Artinya: “Setiap anak Adam adalah bersalah dan sebaik-baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang mau bertaubat.” HR. At-Tirmidzi
Namun demikian ungkapan ini bukan berarti pembenar dengan seenaknya ia bisa melakukan perbuatan yang bernilai dosa itu. Sehingga bila ia melakukan perbuatan dosa, itupun sifatnya sebagai dosa yang tidak disengaja atau karena ia tidak paham bahwa hal itu sebagai sesuatu yang bernilai dosa.
Agar tidak berakibat fatal atas dosa yang telah dilakukan itu, ada empat sikap penting yang harus kita tunjukkan terhadap kesalahan.
Pertama adalah mengakui kesalahan dan tidak merasa suci.
Orang yang bersalah, meskipun kesalahan itu dilakukan karena tidak tahu atau dalam masyarakat kita sering disebut dengan kesalahan yang tidak disengaja, ia tetap harus mengakui bahwa kesalahan telah dilakukannya sehingga jangan sampai ia tidak merasa bersalah dan tidak mau bertaubat atau meminta maaf atas kesalahannya itu.
Sikap kedua yang harus kita tunjukkan bila kita melakukan kesalahan adalah segera bertaubat dan meminta maaf pada orang lain.
Hal ini karena tiada jalan bagi orang yang bersalah kecuali segera bertaubat kepada Allah swt dan meminta maaf kepada manusia bila kesalahan dilakukan kepada orang lain.
Firman Allah SWT.,
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
Artinya : “Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS An Nisa [4]:110).
Ketiga di antara sikap yang harus kita tunjukkan bila kita melakukan kesalahan adalah tidak menimpakan kesalahan itu kepada orang lain.
Hal ini karena orang yang bersalah di samping harus mengakui kesalahan dan segera bertaubat, ia juga tidak boleh menimpakan kesalahan itu kepada orang lain, karena pada hakikatnya setiap orang bertanggung jawab atas perbuatan atau kesalahan yang dilakukannya. Menyalahkan orang lain sebagai bersalah padahal dirinyalah yang bersalah merupakan fitnah yang keji.
Sikap keempat yang harus kita tunjukkan bila kita bersalah adalah tidak membela orang yang salah.
Hal ini karena akibat dari kesalahan akan menimpa orang yang melakukannya, karena itu biarlah orang yang bersalah merasakan akibatnya sehingga kita tidak perlu dan tidak boleh membela atau melindunginya.
Dari uraian di atas, menjadi jelas bagi kita bahwa Allah swt maklum bila manusia melakukan kesalahan, karenanya Dia membuka pintu taubat bagi hamba-Nya yang bersalah bila mereka mau bertaubat