Tiga Sikap Manusia setelah Ramadhan
Selasa, 8 April 2025 kita bersilaturahmi ke Ibu Kartika Permatasari, S.E. dan Keluarga. Disini kami mendapatkan ilmu baru tentang 3 sikap manusia dalam menghadapi Ramadhan dan Setelah Ramadhan dari Bapak Yudi; Suami ibu Kartika. Semoga menjadi ilmu ini menjadi ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bisa sampai ke hati, menambah pengetahuan yang bisa menjadikan amal sholeh dalam kehidupan kita.
Ada 3 sikap manusia setelah Ramadhan
1. Manusia yang baik
Mereka yg sebelum romadhan adalah orang yang baik, mereka orang taat, mereka orang yang sholih, ketika masuk Romadhan mereka bertambah kebaikannya, mereka bersungguh-sungguh dalam melaksanakan berbagai macam kebaikan, mereka menyadari ramadhan adalah kesempatan dari Allah untuk menggapai ridhaNya, untuk menggapai pahala sebanyak-banyaknya. Mereka banyak melakukan kebaikan dalam hubungannya dengan Allah dan hubungannya dengan manusia. Mereka berusaha untuk mendapatkan rahmat, kasih sayang Allah swt.
Kemudian setelah selesai ramadan mereka menjadi orang yang lebih baik lagi, mereka mumpunyai derajat yang sangat tinggi, sangat mulia, sangat agung di sisi Allah. Mereka adalah orang-orang yang layak mendapatkan surga Allah swt. Mereka termasuk orang –orang yang dibebaskan oleh Allah dari siksa api neraka, dan mereka menyadari bahwa kehidupan di dunia ini adalah usaha-usaha-dan usaha, berusaha beribadah, taat, istirahat itu nanti, setelah mati baru istirahat. Istirahat itu nanti ketika masuk kedalam surga. Ketika menginjakkan kaki didalam surga barulah itu saat istirahat dari kepayahan, dari gangguan-gangguan dan dari semua yang tidak menyenangkan.
Setelah selesai ramadhan mereka tetap istiqomah, mereka melakukan berbagai macam puasa sunnah, diantaranya puasa 6 hari du bulan syawwal yang sangat dianjurkan oleh rasulullah saw. Sebagaimana dalam sabda beliau:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan, lalu diiringi dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal, maka dia seperti puasa sepanjang tahun”. (HR Muslim)
Mereka juga puasa-puasa sunnah yang lain, mereka rajin melakukan qiyamul lail, mereka tetap rajin membaca Al Qur’an, mereka tetap rajin bershodaqoh, beristighfar, berdzikir, berdo’a kepada Allah dan beramal sholih lainnya.
Berbahagialah mereka, beruntunglah mereka, mereka adalah orang-orang al maqbulun (orangyang diterima Allah) mereka adalah As Sabiqun(orang yang bersegera dalam kebaikan) mereka adalah orang-orang yang dibebaskan dari api neraka oleh Allah swt, mereka adalah orang-orang yang benar-benar membuka lembaran yang baru. Berbahagialah mereka, beruntunglah mereka, dan semoga kita semua termasuk golongan mereka. Amin
2. Manusia yang lalai
Mereka sebelum Ramadhan adalah orang-orang yang lalai, orang yg melakukan perbuatan yang sia-sia, bermain-main, bersenda gurau saja, namun ketika masuk bulan Ramadhan mereka kembali kepada Allah swt. Mereka melakukan berbagai macam ketaatan, mereka puasa, mereka sholat Tarawih, mereka membaca Al Qur’an, mereka bershodaqoh, hubungan mereka dengan Allah baik, hubungan mereka dengan manusia baik, air mata mereka berlinang, hati mereka menjadi lembut itu selama bulan Ramadhan.
Tapi, tapi setelah selasai ramadhan mereka kembali seperti semula, mereka kembali lalai, mereka kembali melakukan berbagai macam perbuatan dosa.
3. Manusia yang sama saja
Mereka sebelum ramadhan, ketika ramadhan dan setelah ramadhan sama saja. Tetap lalai, tetap bermain-main, tetap bergelimang dalam dosa, tetap jauh dari Allah bahkan lebih jauh lagi dari Allah. Mereka benar-benar tidak menghormati bulan ramadhan, mereka tidak mengetahui kemuliaan bulan ramadhan, dan bahwa bulan ramadhan adalah musim-musim kebaikan.
Untuk orang yang seperti ini mereka kehidupannya tidak lain melainkan seperti binatang ternak هم الاّ كالأنعام بل هم أضلّ ان tiadalah mereka melainkan seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat dari pada binatang ternak.
Allah maha penerima taubat. Masih ada kesempatan untuk taubat kembali kepada Allah swt selama jiwa masih dikandung badan, selama ruh belum berada di kerongkongan, selama matahari belum terbit dari barat, maka pintu taubat selalu dibuka oleh Allah swt.
Semoga Allah selalu memberi kita hidayah dalam kehidupan kita, hingga hidup kita berakhir dengan khusnul khotimah. Aamiin
Sebagaimana Ibu Kartika dalam sambutannya beliau menyampakan bahwa sejatinya semua manusia itu asal muasalnya adalah dari janah (surga). Maka sudah seharusnya kita tetap berusaha untuk kembali ke janah Allah. Bulan Ramadhan merupakan cara Allah untuk mengantarkan kita ke janah-Nya. Ciri penghuni surga senantiasa berbicara yang baik dan bermanfaat.
Pesan Ibu kartika kepada kami sebelum pulang, jadikan SMP IT Cahaya Bangsa sebagai miniatur surga, yang didalamnya kita banyak beramal sholih yang meperberat timbangan amal kita hingga kita benar-benar bisa kembali ke janah Nya.